Pikiran-Pikiran Sang Antropolog
M.J. Latuconsina
Meminjam ungkapan Nathaniel Hawthorne (1804-1864), seorang sastrawan asal Negeri Paman Sam bahwa, "bacaan yang enak dibaca merupakan tulisan yang sangat sulit dibuat." Ungkapan novelis Amerika Serikat itu ada benarnya. Pasalnya bacaan yang baik merupakan konstruksi pikir otentik penulis, yang dituangkan melalui goresan pena dalam bentuk buku. *** Beranjak dari itu, aspek sosial, politik, ekonomi dan kebudayaan ditorehkan melalui goresan pena dari seorang antropolog perempuan. Dia tak lain adalah Nurul Ilmi Idrus. Sejumlah essaynya bertebaran di media masa lokal di Kota Anging Mamiri Makassar. Publik di kota pada bagian selatan Celebes Island itu tidak asing lagi dengan tulisan dari antropolog perempuan ini. Berbagai tulisannya itu yang kemudian dibukukan dengan judul "Kolumnikata", diterbitkan PT. Shofia Media Kreatif pada Juni 2022 lalu. Tulisan-tulisannya sederhana namun penuh dengan konten yang memperkayah khasanah pemikiran publik yang membacanya, dimana menukik langsung pada spektrum sosial, politik, ekonomi dan kebudayaan baik itu di level lokal di Sulawesi Selatan dan tingkat nasional. Perspektif antropologi nampak kuat dalam konten-konten artikel di dalam buku ini. Pada titik ini penulisnya tengah memberikan pemahaman kepada kita menyangkut dengan antropologi sebagai suatu ilmu yang mempelajari segala macam seluk beluk, unsur-unsur, kebudayaan yang dihasilkan dalam kehidupan manusia. Sehingga sisi ekonomi, masyarakat, agama dan keyakinan, politik pemerintahan, fisik manusia, kesehatan, perkembangan teknologi dan sebagainya menjadi kajian antropologi. Patut dibaca buah pikiran dari guru besar antropologi pada Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar ini, yang kini tengah menjabat sebagai Rektor di Universitas Muslim Maros (UMMA) oleh para khalayak dimana pun saja berada di Nusantara ini. Pasalnya essay-essay dalam buku ini memiliki kontribusi ril dalam menambah pengetahuan kita sebagai khalayak pembaca.