Sebuah operasi menjelang Pemilu bekerja dengan senyap. Perebutan kekuasaan bukan harga murah. Bank negara pun menjadi pertaruhan di bursa saham. Segala yang tampak dikendalikan oleh yang tak tampak.
Di bawah keremangan itu, di antara idealisme dan bayang-bayang pengkhianatan seorang wanita, Tomi, Sang Pewarta yang pulang dari Amerika, terus berlari membawa takdirnya sendiri. Api idealisme sebagai seorang jurnalis masih menyala di balik dadanya.
Novel ini mengajak kita untuk berpetualang di tengah rimba hukum, perjudian di meja saham, dan kerumitan nasib di antara pengharapan-pengharapan.