Orang-orang selalu berkata seperti ini, “Hijrah itu mudah,
yang sulit istiqomah-nya!”
Sepertinya benar! Banyak cerita kehidupan yang sering
kali menjadi latar belakang alasan untuk hijrah. Ada mungkin
yang hijrah setelah dilanda kebangkrutan, setelah mendapat
cacian dan hinaan, setelah ditinggal kekasih yang telah
menodainya. Hijrah karena dikhianati teman yang salah
dipilihnya, bisa juga hijrah karena ingin mendapat image baik
biar menang di pesta politik nantinya, atau sekadar ikut
ikutan karena kata hijrah lagi mengetren dan kekinian.
Sedangkan istikamah hanya punya satu alasan, yakni tak
ingin kembali jatuh pada kesalahan masa lalu karena besar
ketakutannya bahwa Allah akan melemparkannya ke dalam
neraka yang berkobar.
Dari sekian alasan-alasan hijrah, sangat memungkinkan
untuk mengembalikannya ke jalan salah masa lalunya
sehingga menjadi sebab sulitnya istikamah. Kebanyakan
manusia itu memohon ketika dilanda musibah, namun
seketika berbalik melupakan setelah ditolong, diberi
kelapangan, dilepaskan kesusahannya bahkan setelah
digantikan kesedihannya dengan hadiah besar yang
menggembirakan.