Aku menyebut diriku pluviophile, sebutan untuk orang yang menyukai hujan. Dan kenangan jarang tidak hadir bersama rinai hujan yang turun. Satu kejadian kala kami tinggal di perumahan sekolah dasar. Lapangan di tengah gedung sekolah selalu terendam kala hujan turun deras. Aku tidak pernah bisa melewatkan kesempatan. Aku berenang di dalamnya tak peduli sampah-sampah daun kering menempel di kulit, tak peduli air kotor coklat bersatu dengan tanah. Tentu saja itu terjadi jika Bapak sedang tidak ada di rumah, karena ibuku tak cukup mampu menghalauku.